Kognisi ( Berpikir, inteligen, dan bahasa )

   Hollaaa.👋Ketemu lagi di blog akuu. Nah kali ini kita bakal bahas tentang kognisi. Yukk langsung ke pembahasan.

1. Berpikir

Merupakan sesuatu yang terjadi di otak ketika seseorang menerima, mengolah, memahami, dan mengkomunikasikan sebuah informasi dari seseorang dan bisa juga kepada orang lain. 

Ada 2 jenis cara berpikir :

  • Sistem 1 : cara berpikir dengan pengambilan keputusan yang cepat dan dipengaruhi oleh kemampuan bawaan dan pengalaman pribadi seseorang.
  • Sistem 2 : cara berpikir yang relatif lambat karena memiliki aturan-aturan dan bergantung pada pendidikan formal seseorang.
Mental Imagery ( Citra Mental )
Citra mental adalah gambaran kegiatan atau proses yang mewakili suatu hal yang terjadi dalam pikiran kita. Contohnya, ketika Rudi ditanya oleh dosen apa yang telah ia lakukan kemarin di lapangan kampus. ini membuat Rudi kembali mengingat dan membayangkan apa saja yang ia lakukan dan memberitahukannya kepada dosen.
Ketika melihat gambar secara nyata, informasi yang diterima oleh mata dipindahkan ke korteks visual, lobus oksipital, dan diproses oleh area lain di korteks dan membandingkannya dengan informasi yang tersimpan di memori. Sedangkan pada mental imagery, area korteks yang menjadi tempat disimpannya pengetahuan akan mengirimkan informasi mengenai korteks visual sehingga berhasil dibayangkan. 

Konsep dan Prototipe
Konsep, merupakan cara untuk memahami informasi dan menggunakannya dalam menyelesaikan masalah meskipun situasinya berbeda-beda. Contoh : kita tahu bahwa ikan banyak jenisnya, tetapi ketika kita melihat jenis ikan yang berbeda, kita tidak kesulitan menilai bahwa hewan itu adalah ikan.

Konsep ada 2, yaitu :
  • Konsep Formal : yaitu konsep yang sudah ditentukan aturannya dan tidak dapat diubah. Contoh : sebuah segitiga baru bisa dikatakan segitiga ketika memiliki 3 sisi dan 3 titik sudut. Jika salah satu syarat tidak terpenuhi, maka tidak bisa disebut dengan bangun datar segitiga.
  • Konsep Alami : yaitu konsep yang tercipta berdasarkan pengalaman di kehidupan nyata.
Prototipe, menurut KBBI, prototipe adalah bentuk awal yang menjadi contoh.

Strategi Penyelesaian Masalah dan Pengambilan Keputusan
  • Coba dan gagal ( trial and error ), yaitu mencoba satu persatu solusi yang ada hingga menemukan cara yang berhasil untuk memecahkan suatu masalah. Contoh : ketika kita mencoba menyusun barang di gudang dengan cara menyusun barang secara horizontal yang ternyata tidak muat, kemudian mencoba kembali menyusun barang secara vertikal, akhirnya berhasil menyusun seluruh barang di dalam gudang.
  • Algoritma, yaitu cara penyelesaian masalah yang langkah-langkahnya jelas untuk memecahkan masalah tertentu.
  • Heuristik, yaitu tebakan berdasarkan pengalaman masa lalu untuk memperkecil kemungkinan pilihan solusi untuk suatu masalah. Contoh : akan lebih mudah jika kita mencoba mencari resep mie nyemek di youtube daripada harus mencari dan membacanya secara manual di buku resep.
  • Representativeness heuristics (heuristik keterwakilan), yaitu mengasumsikan bahwa objek yang memiliki ciri yang sama dengan suatu kategori juga bagian dari kategori tersebut. 
  • Availability heuristics (Heuristik ketersediaan), yaitu memperkirakan kemungkinan suatu peristiwa berdasarkan seberapa mudah kita mengingat informasi yang relevan atau memikirkan contoh terkait. 
  • Working backward (Bekerja kembali), yaitu sebuah heuristik yang cara kerjanya adalah untuk berjalan mundur menjauhi target.
  • Insight (Wawasan), yaitu cara penyelesaian masalah sebagai hasil dari penyusunan ulang informasi-informasi oleh pikiran.
Masalah Dengan Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan 
Ada 3 hambatan umum dalam mencapai keberhasilan pemecahan masalah, yaitu :
  • Functional Fixedness (Ketepatan Fungsional), yaitu blok penyelesaian masalah yang hanya berlaku bagi tipe masalah yang sesuai. Contoh : pena untuk menulis, cutter untuk memotong sesuatu.
  • Mental Sets (Set Mental atau Pengaturan Mental), yaitu kecenderungan untuk menggunakan suatu metode yang sebelumnya sudah berhasil untuk pemecahan masalah.
  • Confirmation Bias (Bias Konfirmasi), yaitu penghambat yang menyebabkan seseorang cenderung mencari bukti yang sesuai dengan keyakinannya dan mengabaikan bukti lain yang dianggap tidak mendukung keyakinan tersebut.
Kreativitas
Merupakan proses pemecahan masalah melalui penggabungan ide atau perilaku yang lama dengan cara baru. 
  • Pemikiran Konvergen, yaitu cara berpikir yang hanya memiliki satu jawaban saja walaupun dengan melalui berbagai proses berpikir, dan dengan menggunakan logika dan pengetahuan sebelumnya, tetapi ujung-ujungnya mengarah pada satu jawaban tersebut.
  • Perbedaan pemikiran (divergent), yaitu kebalikan dari pemikiran konvergen, ia tidak hanya menghasilkan satu jawaban/ide saja, tapi bisa saja muncul beragam ide.
Ciri-ciri Pemikir Kreatif dan Divergent :
  • Pemikir Kreatif biasanya melakukan sesuatu yang membutuhkan proses mental yang lebih tinggi.
  • Pemikir divergent cenderung melakukan sesuatu secara spontan dan tidak membutuhkan proses mental yang lebih tinggi.
2. Inteligensi
Merupakan kemampuan belajar dari pengalaman seseorang, memperoleh pengetahuan, dan menggunakan sumber daya secara efektif dalam beradaptasi pada situasi yang baru. Berikut beberapa teori yang menjelaskan tentang sifat dan jumlah kemampuan yang berkaitan dengan kecerdasan :

Faktor G Spearman
Menurutnya kecerdasan adalah 2 hal yang berbeda :
  • Kecerdasan Umum, berupa kemampuan bernalar dan memecahkan masalah disebut factor g.
  • Kecerdasan Khusus, yaitu di bidang tertentu seperti musik, bisnis, dan seni disebut factor s.
Kecerdasan Berganda Gardner
Gardner membagi kecerdasan menjadi 9 jenis :
  • Kecerdasan Verbal, yaitu kemampuan menggunakan bahasa.
  • Kecerdasan Musikal, yaitu kemampuan untuk menulis lagu/menampilkan musik.
  • Kecerdasan Logika/Matematika, yaitu kemampuan dalam berpikir logis dan menyelesaikan soal matematika.
  • Kecerdasan Visual/Spasial, yaitu kemampuan memahami bagaimana suatu objek diorientasikan/digunakan dalam ruang.
  • Kecerdasan Pergerakan, yaitu kemampuan dalam mengatur gerakan tubuh seseorang.
  • Kecerdasan Interpersonal (antar pribadi), yaitu kepekaan terhadap orang lain dan memahami motivasi orang lain.
  • Kecerdasan Intrapersonal, yaitu memahami emosi seseorang dan memandu bagaimana mereka bertindak.
  • Kecerdasan Naturalis, yaitu kemampuan mengenali apa saja pola yang ada di alam.
  • Kecerdasan Eksistensialis, yaitu kemampuan melihat gambaran besar dunia manusia dengan melontarkan pertanyaan tentang kematian, kehidupan, dan lain sebagainya.
Triarki Ssternberg
  • Kecerdasan Analitis, yaitu mengacu pada kemampuan dalam memecahkan suatu masalah. Merupakan tipe kecerdasan yang diukur dengan tes IQ dan tes prestasi akademik. 
  • Kecerdasan Kreatif, yaitu kemampuan untuk menemukan cara-cara baru dalam menyelesaikan sebuah permasalahan (bisa dengan menggunakan pemikiran divergen) dan memberi kebebasan pada sumber daya kognitif dalam menghadapi hal baru.
  • Kecerdasan Praktis, yaitu kemampuan menggunakan informasi untuk menyesuaikan diri dalam hidup. 
Teori Cattell-Horn-Carroll ( CHC )
Cattel mengatakan kecerdasan terdiri dari : 
  • Kecerdasan Terkristalisasi, mewakili pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh.
  • Kecerdasan Cair, yaitu dalam pemecahan masalah dan kemampuan menyesuaikan diri di lingkungan baru.
Berikut teori kecerdasan menurut CHC :
  • Pengetahuan yang telah diperoleh, berupa kemampuan kuantitatif, komp-pengetahuan, membaca dan menulis.
  • Bebas domain kapasitas umum, berupa fluid reasoning (penalaran cair), memori jangka pendek, penyimpanan jangka panjang dan pengambilan jangka panjang. 
  • Domain sensorik-motorik/kemampuan khusus, berupa pemrosesan visual, pendengaran, kemampuan penciuman, kemampuan taktil, kemampuan kinestetik, kemampuan psikomotorik. 
  • Kecepatan Umum, berupa kecepatan pemrosesan, kecepatan reaksi dan keputusan, kecepatan psikomotor.
Mengukur Kecerdasan
  • Uji Kemampuan Mental Binet. Alfred Binet diminta oleh Kementrian Pendidikan Prancis untuk membuat sebuah tes dengan tujuan mencari tahu siswa yang tidak dapat belajar dengan cepat atau bahkan tidak sebaik siswa lainnya agar siswa tersebut bisa menjalani remedial. Ia dan Theodore Simon melakukan tes dengan melibatkan siswa yang dapat belajar dengan cepat, siswa yang belajar lambat, dan siswa dengan usia berbeda. Binet akhirnya memutuskan bahwa elemen kunci yang akan digunakan dalam tes adalah anak usia mental atau usia rata-rata dimana siswa dapat menjawab tingkat pertanyaan tertentu.
  • Stanford–Binet dan IQ.  Lewis Terman, seorang peneliti di Universitas Stanford mengambil metode psikolog Jerman, James Stern untuk digunakan dalam uji kecerdasan Binet yang telah direvisi. Rumus Stern adalah membagi usia mental (MA) dengan usia kronologis (usia dari lahir) (CA), lalu dikalikan dengan 100 untuk menghilangkan desimal. Skor yang dihasilkan disebut dengan IQ.
IQ = MA / CA * 100

Misal, seorang anak berumur 10 tahun bisa menjawab pertanyaan khas untuk anak usia mental 15 tahun. 
IQ = 15 / 10 * 100 = 150

Maka bisa disimpulkan IQ anak tersebut adalah 150.

Test Construction: Good Test, Bad Test?
  • Reability and Validity. Reability mengacu pada hasil tes yang konsisten (jawabannya tidak berubah dari tes sebelumnya). Meskipun begitu, hasil dari tes ini tetap dianggap tidak valid dan tidak ada gunanya. Validity merupakan tes yang hasilnya berguna dan akurat sehingga bisa dipertanggungjawabkan dalam kehidupan nyata.
  • Standarisasi Uji. Sekelompok orang yang melakukan tes akan diberikan ujian yang sama. Hasil dari tes disebut sebagai skor, skor tersebut akan dibandingkan dengan anggota-anggota yang lain.
  •  Norma. Skor dari standarisasi disebut sebagai norma. Skor ini menjadi standar yang akan dibandingkan dengan skor-skor lainnya.
  • Tes IQ dan Cultural Bias. Semua orang tumbuh besar dalam budaya, latar belakang, dan sudut pandang yang berbeda-beda, karena perbedaan inilah tes IQ tidak bisa disamaratakan. Tidak mungkin untuk membuat suatu tes IQ yang tidak memiliki cultural bias didalamnya.
  • Fungsi dari Tes IQ. Pada umumnya tes IQ digunakan sebagai alat ukut prediksi dari keberhasilan akademik dan prestasi kerja. Dalam neuropsikologi tes kecerdasan digunakan sebagai tes kognitif dan perilaku untuk menilai apakah terjadi gangguan pada otak pasien.
Perbedaan Individu Dalam Kecerdasan
  • Intellectual Disability (Gangguan Perkembangan Intelektual). Gangguan yang terjadi pada perkembangan saraf dapat ditandai dengan kurangnya kemampuan mental (IQ), perilaku adaptatif (keterampilan dalam hidup mandiri) yang tidak sesuai dengan usia. Perlu diketahui bahwa kondisi hidup yang tidak sehat seperti mengonsumsi makanan dengan pewarna buatan, paparan PCB, paparan merkuri sebelum lahir, dan racun lainnya dapat menyebabkan gangguan intelektual sehingga dapat mempengaruhi perkembangan otak. Kemiskinan menjadi salah satu faktor gangguan intelektual pada perkembangan otak.
  • Giftedness (Berbakat/Karunia). Jenis intelegensi lainnya adalah orang yang memiliki kecerdasan diatas rata-rata, dan sering disebut sebagai orang jenius.
  • Emotional Intelligence (Kecerdasan Emosional). Peter Salovey dan John Mayer merupakan tokoh yang memperkenalkan konsep kecerdasan ini pada 1990, dan dipopulerkan oleh Dan Goleman pada 1995. Seseorang dengan kecerdasan emosional yang baik cenderung memiliki kontrol diri terhadap emosi-emosi yang dimilikinya dan juga rasa empati untuk memahami perasaan orang lain.
The Nature/Nurture Issue Regarding Intelligence
  • Twin and Adoption Studies. Kembar identik berasal dari satu sel telur yang dibuahi dan memiliki warisan genetik yang sama, perbedaan yang dimiliki disebabkan oleh faktor lingkungan. Sedangkan kembar fraternal berasal dari dua sel telur yang dibuahi oleh sperma yang berbeda.
  • The Bell Curve and Misinterpretation of Statistics. Faktor lain yang membuat adanya perbedaan dalam hasil tes IQ adalah ras. Lingkungan dan budaya sangat berpengaruh pada kecerdasan, begitu pula dengan gen.
3. Bahasa
Merupakan sebuah sistem untuk menggabungkan kata-kata yang bertujuan untuk berkomunikasi manusia satu sama lainnya. 

Struktur/Tata Bahasa
  • Fonem, merupakan suatu unit dasar dari bahasa untuk membedakan makna dari huruf yang sama. Contoh : fonem dalam bahasa Inggris adalah car dan day, perbedaan pelafalan pada kata ini terletak pada huruf a
  • Morfem, merupakan sebuah unit terkecil atau bisa dikatakan sebagai kata dasar dari sebuah bahasa yang memiliki makna. Contoh : dalam bahasa Inggris adalah play dan playing yang memiliki dua morfem, play dan ing.
  • Sintaksis adalah sebuah sistem yang mengatur penggabungan kata dan frasa untuk membentuk kalimat yang benar secara tata bahasa. Contoh :  “saya memukul ayam” memiliki makna yang berbeda dengan “ayam memukul saya” walaupun kata-kata yang di dalamnya sama.
  • Pragmatis. Pragmatis bahasa merupakan sebuah aspek praktis dalam berkomunikasi satu sama lain. Dalam hal ini pragmatik melibatkan beberapa hal seperti, giliran dalam percakapan, penggunaan gerakan tubuh agar mempermudah menyampaikan sebuah informasi, dan penggunaan cara yang berbeda terhadap jenis lawan bicaranya.
Perkembangan Bahasa
  • Tahapan bersuara. Pada masa ini bayi mulai mengeluarkan suara seperti vocal, biasanya tahapan perkembangan ini terjadi pada anak yang berusia 2 bulan. Bisa dikatakan tahapan mengoceh.
  • Pada tahapan ini anak bayi menambah bunyi konsonan ke suaranya yang terdengar seperti ocehan, biasanya tahapan ini terjadi pada bayi berusia 6 bulan . 
  • Pada fase ini bayi sudah mulai berbicara dengan jelas. Biasanya terjadi saat bayi berusia 1 tahun.
  • Pada masa ini balita mulai merangkai kata-katanya secara sederhana. Pada fase ini biasanya terjadi pada bayi berusia 1.5 tahun.
  • Pada masa ini anak-anak akan memperbanyak jumlah kata-kata dalam perkataanya hingga usia 6 tahun sampai selancar orang pada umumnya. Biasanya fase ini terjadi pada usia prasekolah sekitar 3 sampai 4 tahun. 
Hubungan Antara Bahasa dan Pikiran. 
Berikut beberapa peneliti yang menjelaskan mengenai hubungan bahasa dan pikiran :
  • Jean Piaget. Ia berpendapat bahwa perkembangan dari bahasa adalah pengaruh dari konsep-konsep sebelumnya. Maksudnya, manusialah yang menentukan bahasa mereka sendiri sesuai konsep-konsep yang telah tertanam sebelumnya.
  • Teori Sapir dan Whorf. Pada teori ini sangat dikenal hipotesis sapir-whorf. Menurut hipotesis ini kata-kata dari sebuah budaya sangat di tentukan oleh konsep dan pemikiran dalam suatu budaya. 
Yeaaayyy..Sampai disini dulu yaa...See youuu👋

Sumber : Ciccarelli, S. K., & White, J. N. (2015). Psychology Fifth Edition. USA: Pearson Education, Inc
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teori Kepribadian

Perspektif Biologis Dalam Psikologi

Rasionalisme