Learning ( Pembelajaran )

Holla...👋Ketemu lagi di blog aku. Nah kali ini kita bakal bahas tentang apa itu pembelajaran?Yuk langsung aja ke pembahasan. 


Definisi pembelajaran

Pembelajaran adalah setiap perubahan perilaku yang relatif permanen yang ditimbulkan oleh pengalaman atau praktik. Bagian definisi yang “relatif permanen” mengacu pada fakta bahwa ketika orang mempelajari sesuatu, beberapa bagian otak mereka secara fisik diubah untuk merekam apa yang telah mereka pelajari.

Mengenai penyertaan pengalaman atau praktik dalam definisi pembelajaran, kita ambil contoh seorang anak dengan sengaja menyentuh api kompor karena penasaran dan ia pun merasa kesakitan. Karena ia sudah mendapat pengalaman itu, si anak belajar dengan mengubah perilakunya agar tidak akan pernah lagi menyentuh api kompor. Sebaliknya, ketika seorang anak mendapat pengalaman menyenangkan akan suatu hal, dia bisa saja akan mengulang mengerjakan suatu hal tadi.

 

Kondisi klasik Pavlov

Pada penelitian ini Pavlov menggunakan anjing, dimana Pavlov memberi makan kepada anjing-anjing. Anjing-anjing tersebut mengeluarkan air liur tanpa disengaja, ini adalah refleks dan normal saja terjadi. Dalam kasus ini, makanan untuk anjing adalah stimulus dan air liur adalah bentuk responnya.

  1. Pengkondisian klasik ialah belajar membuat respons yang tidak disengaja terhadap stimulus selain dari stimulus alami asli yang biasanya menghasilkan respons.
  2. Respons tak terkondisi dalam pengkondisian klasik, respons yang tidak disengaja dan tidak dipelajari terhadap stimulus yang terjadi secara alami atau tidak terkondisi.
  3. Stimulus netral dalam pengkondisian klasik, stimulus yang tidak berpengaruh pada respon yang diinginkan sebelum pengkondisian.
  4. Stimulus terkondisi dalam pengkondisian klasik, stimulus yang sebelumnya netral yang mampu menghasilkan respons terkondisi, setelah dipasangkan dengan stimulus tak terkondisi.
  5. Respons terkondisi dalam pengkondisian klasik, respons yang dipelajari terhadap stimulus yang diberikan.
  6. Generalisasi rangsangan, yaitu kecenderungan untuk menanggapi stimulus yang hanya mirip dengan stimulus terkondisi asli dengan respons terkondisi. Misalnya, seseorang yang bereaksi dengan kecemasan terhadap suara bor dokter gigi mungkin bereaksi dengan sedikit kecemasan terhadap mesin yang terdengar serupa, seperti penggiling kopi listrik.
  7. Diskriminasi stimulus, yaitu kecenderungan untuk berhenti membuat tanggapan umum terhadap stimulus yang mirip dengan stimulus terkondisi asli karena stimulus serupa tidak pernah dipasangkan dengan stimulus tak terkondisi.
  8. Kepunahan, yaitu hilangnya atau melemahnya respon yang dipelajari setelah penghilangan atau ketiadaan stimulus tanpa syarat (dalam pengkondisian klasik) atau penghilangan penguat (dalam pengkondisian operan).
  9. Pemulihan spontan, yaitu munculnya kembali respon yang dipelajari setelah kepunahan telah terjadi.

 

Pengkondisian Tingkat Tinggi

Konsep lain dalam pengkondisian klasik adalah pengkondisian tingkat tinggi. Ini terjadi ketika stimulus terkondisi yang kuat dipasangkan dengan stimulus netral.

Mempelajari fobia adalah contoh yang sangat baik dari jenis pengkondisian klasik tertentu, yaitu respons emosional terkondisi (CER). Respons emosional yang terkondisi adalah beberapa bentuk pengondisian klasik yang paling mudah dicapai, dan hidup kita penuh dengan itu.

Keengganan rasa yang dikondisikan

Beberapa jenis asosiasi dalam pengkondisian klasik tampaknya lebih mudah dibuat daripada yang lain. Misalnya, apakah ada makanan yang tidak bisa kita makan lagi karena ada pengalaman buruk terhadap makanan tersebut? Percaya atau tidak, reaksi kita terhadap makanan itu adalah semacam pengondisian klasik.

Pengkondisian Operan

Merupakan pembelajaran perilaku sukarela melalui efek dari konsekuensi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan terhadap tanggapan.

Kontribusi Thorndike dan Skinner pada konsep pengkondisian operan

Thorndike meletakkan seekor kucing kelaparan di dalam kotak teka-teki, dimana Thorndike akan meletakkan makanan di luar kotak. Si kucing bisa saja mengambil makanan itu dengan syarat harus menginjak tuas yang ada pada salah satu sisi kotak tersebut. Secara tidak sengaja si kucing ,menemukan tuas tersebut dan bisa mendapat makanan. Si kucing terus mengulang hal yang sama , bukan berarti karena si kucing paham bahwa untuk dapat makanan harus injak tuas. Thorndike mencoba merubah letak tuas, si kucing hanya bisa menginjak-injak pada posisi tuas sebelumnya, padahal tuas tadi sudah dipindahkan.

Berdasarkan penelitian ini, Thorndike mengembangkan hukum efek : Jika suatu tindakan diikuti oleh konsekuensi yang menyenangkan, itu akan cenderung diulangi. Jika suatu tindakan diikuti oleh konsekuensi yang tidak menyenangkan, tindakan tersebut cenderung tidak akan diulangi

Hukum efek sendiri merupakan hukum yang menyatakan bahwa jika suatu perbuatan diikuti oleh akibat yang menyenangkan, maka akan cenderung diulang, dan jika diikuti oleh akibat yang tidak menyenangkan, maka cenderung tidak akan diulang.

Skinner

Di dunia, ketika orang melakukan tindakan sukarela, itu untuk mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan atau menghindari sesuatu yang tidak mereka inginkan, bukan? Jadi perilaku sukarela, bagi Skinner, adalah operan perilaku, dan pembelajaran perilaku tersebut adalah pengkondisian operan. Inti dari pengkondisian operan adalah efek konsekuensi pada perilaku. Memikirkan kembali bagian tentang pengondisian klasik, mempelajari perilaku yang tidak disengaja sangat bergantung pada apa yang datang sebelum respons.

Konsep Penguatan

  1. Penguat primer, setiap penguat yang secara alami memperkuat dengan memenuhi kebutuhan biologis dasar, seperti rasa lapar, haus, atau sentuhan.
  2. Penguat Sekunder, setiap penguat yang menjadi penguat setelah dipasangkan dengan penguat utama, seperti pujian, token, atau bintang emas.
  3. Penguatan positif, penguatan respons dengan menambahkan atau mengalami stimulus yang menyenangkan.
  4. Penguatan negatif, penguatan respon dengan penghapusan, melarikan diri dari, atau menghindari stimulus yang tidak menyenangkan.

Jadwal Penguatan

  1. Jadwal penguatan interval tetap. Jadwal penguatan di mana interval waktu yang harus dilalui sebelum penguatan menjadi mungkin selalu sama.
  2. Jadwal interval variabel penguatan. Jadwal penguatan di mana interval waktu yang harus dilalui sebelum penguatan menjadi mungkin berbeda untuk setiap percobaan atau kejadian.
  3. Jadwal rasio tetap penguatan. Jadwal penguatan di mana jumlah respons yang diperlukan untuk penguatan selalu sama.
  4. Jadwal rasio variabel penguatan. Jadwal penguatan di mana jumlah respons yang diperlukan untuk penguatan berbeda untuk setiap percobaan atau peristiwa.

Peran Hukuman Dalam Kondisi Operan

Hukuman, yaitu peristiwa atau objek apa pun yang, saat mengikuti respons, membuat respons tersebut cenderung tidak terjadi lagi. Terdapat 2 cara dimana hukuman dapat terjadi :

  1. Hukuman dengan aplikasi, terjadi ketika sesuatu yang tidak menyenangkan (seperti pukulan, omelan, atau rangsangan tidak menyenangkan lainnya) ditambahkan ke dalam situasi atauterapan. Ini adalah jenis hukuman yang kebanyakan orang pikirkan ketika mereka mendengar kata hukuman.
  2. Hukuman dengan pencopotan, dalam jenis hukuman ini, perilaku dihukum dengan menghilangkan sesuatu yang menyenangkan atau diinginkan setelah perilaku itu terjadi. Contoh lainnya adalah menempatkan seorang anak dalam timeout (menghilangkan perhatian orang lain di ruangan), mendenda seseorang karena tidak mematuhi hukum (menghilangkan uang), dan menghukum perilaku agresif dengan menghilangkan hak istimewa televisi. Jenis hukuman ini biasanya jauh lebih dapat diterima oleh spesialis perkembangan anak karena tidak melibatkan agresi fisik.

Cara agar membuat hukuman lebih efektif :

  1. Hukuman harus segera mengikuti perilaku yang dimaksudkan untuk menghukum.
  2. Hukuman harus konsisten.
  3. Hukuman atas perilaku yang salah harus dipasangkan, jika memungkinkan, dengan penguatan atas perilaku yang benar.

Aspek terhadap kondisi operan

Stimulus diskriminatif. Stimulus apa pun, seperti tanda berhenti atau gagang pintu, yang memberi organisme isyarat untuk membuat respons tertentu untuk mendapatkan penguatan.

Teori Belajar Kognitif

  • Tikus Lari Maze Tolman ( Konsep Belajar Laten )
Inti dari penelitian Tolman ini adalah adanya pembelajaran laten, yaitu pembelajaran yang tetap tersembunyi hingga penerapannya menjadi berguna.

  • Simpanse cerdas Kohler
Inti dari penelitian Kohler ini ialah adanya wawasan, yaitu persepsi tiba-tiba tentang hubungan di antara berbagai bagian dari suatu masalah, memungkinkan solusi untuk masalah tersebut datang dengan cepat.

  • Anjing depresi Eligman
Inti dari penelitian Eligman ini adalah ketidakberdayaan yang dipelajari kecenderungan gagal untuk bertindak melarikan diri dari situasi karena sejarah kegagalan berulang di masa lalu.

Pembelajaran Observasi

Adalah pembelajaran perilaku baru melalui mengamati tindakan model (orang lain yang melakukan perilaku itu). Terkadang perilaku itu diinginkan, dan terkadang tidak.

Ada 4 elemen pembelajaran observasi :

  • Perhatian

Untuk mempelajari sesuatu melalui observasi, pembelajar harus terlebih dahulu membayar perhatian ke model. Karakteristik model tertentu dapat membuat perhatian lebih mungkin. Misalnya, orang lebih memperhatikan orang yang mereka anggap mirip dengan mereka dan orang yang mereka anggap menarik.

  • Penyimpanan

Pembelajar harus mampu mempertahankan penyimpanan dari apa yang dilakukan, seperti mengingat langkah-langkah dalam menyiapkan hidangan yang pertama kali terlihat di acara memasak.

  • Imitasi

Pelajar harus mampu mereproduksi, atau meniru tindakan model. Anak usia 2 tahun mungkin dapat melihat seseorang mengikat tali sepatu dan bahkan mungkin mengingat sebagian besar langkah-langkahnya.

  • Keinginan

Pembelajar harus memiliki keinginan ataumotivasi untuk melakukan tindakan.

Sampai disini dulu yahh...See you👋

Sumber : 

Ciccarelli, S. K., & White, J. N. (2015). Psychology Fifth Edition. USA: Pearson Education, Inc


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teori Kepribadian

Perspektif Biologis Dalam Psikologi

Rasionalisme