ππΌπ²π΄πΈπ΅πΈπ°π² π’πΈπΌπ²πͺπ΅
Holla guys...πKetemu lagi di blog aku kali ini. Nah kali ini kita bakal bahas mengenai salah satu bidang psikologi yaitu Psikologi Sosial. Bidang Psikologi Sosial sendiri membahas mengenai perilaku dan proses mental seseorang yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh keadaan sosial tempat ia berada. Untuk lebih jelasnya, yuk langsung aja ke pembahasan.
1. Kesesuaian
Seperti yang sudah dipelajari pada mata kuliah Psikologi Sosial, terdapat 2 tokoh yang melakukan eksperimen mengenai konformitas, yaitu mengubah perilaku sendiri agar lebih cocok dengan tindakan orang lain.
Pada tahun 1936, psikolog sosial Muzafer Sherif melakukan penelitian di mana peserta dibawa ke ruangan yang gelap dan disinari satu titik cahaya. Peserta diminta untuk memperkirakan jarak titik awal cahaya dengan sejauh mana cahaya tersebut berpindah. Penelitian ini dikritik karena penilaian yang dilakukan bersifat ambigu. Solomon Asch juga melakukan penelitian mengenai konformitas dan penilaian yang dilakukan berupa penilaian visual.
Salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang untuk menyesuaikan diri dengan orang lain yaitu pengaruh sosial normatif, yaitu kebutuhan untuk bertindak dengan cara yang kita rasa akan membuat kita disukai dan diterima oleh orang lain.
2. Perilaku Kelompok
Pengaruh sosial terlihat jelas dalam perilaku orang-orang dalam suatu kelompok, seperti yang diilustrasikan oleh studi klasik Asch. Selain konformitas, berikut beberapa hal lain yang menyebabkan suatu kelompok dapat mempengaruhi perilaku individu, yaitu :
a. Pemikiran Kelompok ( groupthink ), merupakan jenis pemikiran yang terjadi ketika orang lebih mementingkan pemeliharaan kekompakan kelompok daripada menilai fakta-fakta masalah yang menjadi perhatian kelompok. Contohnya, yaitu kelompok yang membuat kapal Titanic berpikir bahwa kapal ini tidak dapat tenggelam bahkan oleh Tuhan sekalipun.
Istilah groupthink dikemukakan oleh psikolog sosial Irving Jannis. Dimana ia mengatakan bahwa pemikiran kelompok bisa terjadi karena adanya pandangan kelompok bahwa kelompok tidak dapar berbuat salah, benar secara moral, dan selalu berhasil. Pemikiran ini juga meminta anggotanya untuk menyesuaikan diri dengan pendapat kelompok, sehingga membuat mereka yang tidak setuju enggan untuk menyampaikan pendapatnya.
b. Polarisasi Kelompok, yaitu kecenderungan anggota yang terlibat dalam diskusi kelompok untuk mengambil posisi yang agak lebih ekstrem dan menyarankan tindakan yang lebih berisiko jika dibandingkan dengan individu yang tidak berpartisipasi dalam diskusi kelompok.
c. Fasilitas Sosial, merupakan kecenderungan kehadiran orang lain berdampak positif pada pelaksanaan tugas yang mudah. Contohnya : Ani sudah terbiasa memasak sarapan nasi goreng tiap pagi, karena dibantu oleh teman-temnnya maka pekerjaan Ani dalam memasak sarapan nasi goreng jadi cepat selesai.
d. Gangguan Sosial, merupakan kecenderungan kehadiran orang lain berdampak negatif pada pelaksanaan tugas yang sulit. Contoh : Dodi sedang berusaha memahami tugas coding yang diberikan dosennya. Adi, Budi dan Kiko mengajak Dodi untuk mengerjakan tugas coding bareng. Tapi yang terjadi yaitu Dodi, Adi, Budi dan Kiko malah keasyikan gosip dan malah tidak fokus mengerjakan tugas coding yang diberikan dosen.
e. Kemalasan Sosial, merupakan kecenderungan orang untuk melakukan sedikit usaha dalam tugas sederhana ketika bekerja dengan orang lain pada tugas itu.
f. Deindividuasi, yaitu berkurangnya identitas pribadi, pengendalian diri, dan rasa tanggung jawab pribadi yang dapat terjadi dalam suatu kelompok.
3. Kepatuhan
Merupakan adanya perubahan perilaku seseorang sebagai akibat dari adanya arahan atau perintah perubahan dari orang lain.
Sejumlah teknik yang digunakan orang untuk mendapatkan kepatuhan orang lain dengan jelas menunjukkan hubungan kepatuhan dengan dunia pemasaran, karena mengacu pada teknik yang biasa digunakan dalam penjualan. Berikut beberapa tekniknya :
a. Teknik foot in the door, yaitu meminta komitmen kecil dan, setelah mendapatkan kepatuhan, meminta komitmen yang lebih besar. Contohnya : Ami meminta teman kosnya untuk menyapu kamar dan temannya menyetujui. Keesokan harinya Ami meminta teman kosnya untuk merapikan segala sesuatu yang berantakan di tiap sudut kamar. Teman kosnya menyetujui karena merasa segan setelah sebelumnya ia menyetujui permintaan pertama.
b. Teknik door in the face, yaitu meminta komitmen yang besar dan ditolak, kemudian meminta komitmen yang lebih kecil. Contohnya : Bima diminta untuk membersihkan halaman rumah temannya yang super luas, tapi Bima menolaknya. Kemudian Bima kembali diminta untuk memberi makan siang kepada satu-satunya kucing kesayangan temannya.
c. Teknik lowball, yaitu mendapatkan komitmen dari seseorang dan kemudian meningkatkan biaya komitmen itu. Contohnya : Irham ingin membeli jet pribadi yang sebelumnya diberi harga cukup terjangkau oleh si penjual. Tapi, ketika sudah ada kesepakatan dalam membeli Irham malah dikenakan biaya tambahan seperti pajak yang harus dibayarkan dan masih banyak lagi yang membuat Irham mengeluarkan uang lebih banyak dari yang ditawarkan sebelumnya.
4. Kognisi Sosial
Berfokus pada cara orang berpikir tentang orang lain dan bagaimana kognisi tersebut memengaruhi perilaku orang lain.
5. Sikap
Kecenderungan untuk merespon secara positif atau negatif terhadap seseorang, objek, ide, atau situasi tertentu. Sikap terdiri atas 3 komponen, yaitu ;
a. Kognitif, yaitu cara seseorang berpikir.
b. Affektif, yaitu cara seseorang merasa terhadap objek, orang, atau situasi.
c. Perilaku, yaitu tindakan yang dilakukan seseorang sehubungan dengan orang, objek, atau situasi.
6. Komponen Kognitif
Merupakan cara seseorang berpikir tentang dirinya sendiri, objek, atau situasi.
7. Pembentukan Sikap. Merupakan hasil dari sejumlah pengaruh yang berbeda dengan hanya satu kesamaan: Semuanya adalah bentuk pembelajaran.
a. Kontak Langsung
b. Instruksi Langsung
c. Interaksi Dengan Orang Lain
d. Vicarious Conditioning / Observasi
8. Perubahan Sikap : Seni Persuasi. Merupakan proses di mana seseorang mencoba mengubah keyakinan, pendapat, posisi, atau tindakan orang lain melalui argumen, pembelaan, atau penjelasan.
Persuasi bukanlah hal yang sederhana. Ada beberapa faktor yang menjadi penting dalam memprediksi seberapa sukses upaya persuasif perubahan sikap. Faktor-faktor ini termasuk yang berikut :
a. Sumber. Komunikator adalah orang yang menyampaikan pesan. Ada kecenderungan kuat untuk memberi bobot lebih kepada orang yang dianggap ahli, serta orang yang tampak dapat dipercaya.
b. Pesan. Pesan sebenarnya harus jelas dan terorganisir dengan baik.
c. Audiens Sasaran. Karakteristik orang-orang yang menjadi sasaran pesan persuasi juga penting dalam menentukan keefektifan pesan. Usia penonton bisa menjadi faktor.
d. Media. Bentuk pesan yang diterima seseorang.
9. Dissonansi Kognitif
Merupakan rasa tidak nyaman atau tertekan yang terjadi karena adanya ketidaksesuaian perilaku dengan sikap seseorang.
10. Pembentukan Kesan. Merupakan pembentukan pengetahuan pertama yang dimiliki seseoran terhadap orang lain.
Kategori sosial merupakan penugasan seseorang yang baru saja bertemu dengan kategori berdasarkan karakteristik orang baru memiliki kesamaan dengan orang lain.
11. Teori Kepribadian Implisit
Merupakan adalah serangkaian asumsi yang dimiliki orang tentang bagaimana tipe orang yang berbeda, sifat kepribadian, dan tindakan semuanya terkait dan terbentuk di masa kanak-kanak.
12. Atribusi. Merupakan proses menjelaskan perilaku sendiri dan perilaku orang lain.
13. Teori Atribusi. Tidak hanya menjelaskan mengapa sesuatu terjadi tetapi juga mengapa orang memilih penjelasan perilaku tertentu yang mereka lakukan.
a. Penyebab situasional, yaitu penyebab perilaku dikaitkan dengan faktor eksternal, seperti keterlambatan, tindakan orang lain, atau beberapa aspek lain dari situasi.
b. Penyebab disposisi, yaitu penyebab perilaku dikaitkan dengan faktor internal seperti kepribadian atau karakter.
14. Interaksi Sosial. Meliputi prasangka dan diskriminasi, menyukai dan mencintai, dan perilaku agresi dan prososial.
a. Prasangka. Merupakan pandangan negatif yang dimiliki oleh seseorang tentang anggota kelompok sosial tertentu.
b. Diskriminasi. Yaitu memperlakukan orang secara berbeda karena prasangka terhadap kelompok sosial tempat mereka berada.
15. Bagaimana Orang Mengatasi Prasangka
a. Adanya Teori Konflik Realistik.Teori konflik prasangka yang realistis menyatakan bahwa meningkatnya prasangka dan diskriminasi terkait erat dengan meningkatnya tingkat konflik antara in-group dan out-group ketika kelompok-kelompok itu mencari sumber daya bersama, seperti tanah atau pekerjaan yang tersedia.
16. Teori Identitas Sosial
Terdapat 3 proses yang bertanggung jawab terhadap pembentukan identitas sosial seseorang :
a. Kategori Sosial. Untuk membantu menentukan bagaimana mereka harus berperilaku.
b. Identifikasi. Yaitu pembentukan identitas sosial seseorang.
c. Perbandingan Sosial. Yaitu saat dimana orang membandingkan diri mereka dengan orang lain untuk meningkatkan harga diri mereka sendiri.
17. Atraksi Interpersonal. Prasangka cukup banyak menjelaskan mengapa orang tidak menyukai satu sama lain. Berikut beberapa faktor yang terkait dengan daya tarik interpersonal :
a. Daya Tarik Fisik
b. Seberapa Dekat Seseorang Dengan Orang Lain Secara Fisik
c. Adanya Kesamaan
d. Resiprositas Menyukai. Yaitu ketika seseorang menyukai orang yang suka pada dirinya
e. Hubungan Interpersonal Online
18. Tiga Komponen Cinta Ssternberg
a. Keintiman. Yaitu perasaan kedekatan yang dimiliki seseorang dengan orang lain atau perasaan memiliki ikatan emosional yang erat dengan orang lain.
b. Gairah. Yaitu gairah emosional dan seksual yang dirasakan seseorang terhadap orang lain.
c. Komitmen. Yaitu keputusan yang dibuat seseorang tentang suatu hubungan.
19. Perilaku Prososial
Merupakan perilaku yang diinginkan secara sosial yang menguntungkan orang lain daripada merugikan mereka.
Altruisme merupakan perilaku prososial berupa membantu seseorang dalam kesulitan tanpa mengharapkan imbalan dan seringkali tanpa rasa takut akan keselamatan diri sendiri.
20. Mengapa Orang Tidak Mau Membantu??
Efek Pengamat. Mengacu pada efek kehadiran orang lain terhadap keputusan untuk membantu atau tidak membantu, dengan bantuan menjadi semakin kecil kemungkinannya karena jumlah pengamat meningkat.
Seseorang tidak membantu bukan karena tidak punya rasa simpati, tetapi cenderung karena efek pengamat dan juga difusi tanggung jawab.
Nah itu dulu yaa guyss pembahasan kita kali ini..See youuu...π
Sumber : Ciccarelli, S. K., & White, J. N. (2015). Psychology Fifth Edition. USA: Pearson Education, Inc
Komentar
Posting Komentar