๐“ฃ๐“ฎ๐“ป๐“ช๐“น๐“ฒ ๐“Ÿ๐“ผ๐“ฒ๐“ด๐“ธ๐“ต๐“ธ๐“ฐ๐“ฒ๐“ผ

 Hollaaa..๐Ÿ‘‹Ketemu lagi nih di glog akuu. Nah, kemarin kita sudah membahas mengenai gangguan atau kelainan psikologis. Sekarang kita bakal bahas mengenai terapi psikologis. Yuk langsung aja ke pembahasan.

1. Pengobatan Gangguan Psikologis Dulu dan Sekarang

    Pada pertengahan tahun 1500-an, orang dengan gangguan jiwa mulai dikurung di sebuah institusi yang disebut dengan rumah sakit jiwa. Hanya saja perawatan yang diberikan kepada pasien gangguan jiwa ini terlalu keras dan bahkan sering merusak keadaan si pasien.

    Muncullah Philippe Pinel, orang yang terkenal karena ia menuntut agar orang yang sakit jiwa atau memiliki gangguan kejiwaan diperlakukan dengan baik, yang secara pribadi membuka belenggu narapidana di Bicetre Asylum di Paris, Prancis.

    Psikoterapi melibatkan seseorang dan juga psikolog profesional. Biasanya akan membahas mengenai permasalahn yang dialami oleh seseorang tersebut.

    a. Psikoterapi yang bertujuan untuk memahami motif dan tindakan seseorang disebut terapi wawasan.

    b. Psikoterapi yang bertujuan untuk mengubah perilaku tidak teratur secara langsung disebut terapi tindakan.

Terapi Biomedia biasanya menggunakan prosedur medis untuk membawa perubahan perilaku.

2. Terapi Wawasan : Psikodinamik dan Pendekatan Humanistik

    a. Elemen Dasar Pendekatan Psikoanalisis dan Psikodinamik Freud Saat Ini

        Freud mengembangkan pengobatan yang disebut psikoanalisis yang berfokus pada melepaskan dorongan dan kekhawatiran seseorang yang tersembunyi dari pikiran bawah sadar.

        Psikoanalisis menggunakan interpretasi mimpi, pergaulan bebas, pemindahan positif dan negatif, dan resistensi untuk membantu pasien mengungkapkan kekhawatiran bawah sadarnya. Teknik terapi asli dari Freud ini dikritik karena kurangnya penelitian ilmiah dan terdapat bias menurut pribadinya sendiri, sehingga ia banyak melakukan kesalahan dalam menafsirkan permasalahan pasiennya.

        Terapis Psikodinamik modern telah memodifikasi teknik ini sehingga diperlukan waktu yang lebih sedikit, serta mereka tidak memperhatikan id dan seksualitas seperti yang telah dilakukan Freud.

    b. Elemen Dasar Terapi Humanistik Yang Dikenal Sebagai Terapi Berpusat Pada Orang dan Terapi Gestalt

        Terapi humanistik berfokus pada pikiran sadar dan pengalaman positif untuk membnatu klien mendapatkan wawasan. Terapi yang berpusat pada orang bersifat tidak langsung. Hal ini memungkinkan klien untuk menceritakan masalah dan kekhawatiran yang sedang dialami, sedangkan terapis memberi latar belakang yang mendukung.

        Terdapat 3 elemen dasar terapi yang berpusat pada orang (humanistik), yaitu keaslian terapis dalam persepsi klien, penghargaan positif tanpa syarat yang diberikan oleh terapis kepada klien, dan empati terapis untuk klien.

        Di sisi lain, terapi gestalt cenderung lebih direktif, karena membantu klien dalam memahami perasaannya dan bertanggung jawab atas pilihan hidupnya. Terapi gestalt mencoba untuk membantu klien menghadapi hal-hal di masa lalu yang telah mereka sangkal dan biasanya akan menggunakan bahasa tubuh dan isyarat nonverbal lainnya untuk memahami apa yang sebenarnya dikatakan klien.

3. Terapi Tindakan : Terapi Perilaku dan Terapi Kognitif

    a. Bagaimana terapis perilaku menggunakan pengkondisian klasik dan operan untuk mengobati gangguan perilaku?

        Terapi perilaku adalah terapi tindakan yang tidak melihat proses berpikir, tetapi lebih berfokus pada perubahan perilaku abnormal itu sendiri melalui pengkondisian klasik dan operan.

        Teknik pengkondisian klasik, digunakan untuk mengubah perilaku meliputi desensitisasi sistematis, terapi keengganan, dan berbagai terapi pemaparan.

        Teknik pengkondisian operan, meliputi pemodelan, kepunahan, dan aktivasi perilaku.

        Terapi perilaku efektif dalam dalam mengobati masalah tertentu, seperti mengompol, kecanduan obat, fobia, dan dapat membantu memperbaiki beberapa gejala perilaku yang mengganggu yang terkait dengan gangguan yang lebih parah.

    b. Tujuan dan Elemen Dasar Dari Terapi Kognitif dan Perilaku Kognitif

        Terapi kognitif berorientasi pada mengajari klien bagaimana pemikiran mereka dapat terdistorsi dan membantu klien melihat betapa tidak akuratnya beberapa keyakinan mereka. Beberapa distorsi kognitif dalam berpikir termasuk inferensi arbitrer, berpikir selektif, generalisasi berlebihan, pembesaran dan minimisasi, dan personalisasi.

        Terapi perilaku kognitif adalah terapi tindakan yang berfungsi untuk mengubah pemikiran seseorang yang tidak logis atau terdistorsi.

        Terdapat 3 tujuan terapi perilaku kognitif, yaitu meredakan gejala dan memecahkan masalah, mengembangkan strategi untuk memecahkan masalah di masa depan, dan membantu mengubah pemikiran yang menyimpang dan irasional.

4. Terapi Kelompok 

    a. Membandingkan dan Mengontraskan Berbagai Bentuk Terapi Kelompok

        Terapi kelompok dapat dicapai dengan menggunakan banyak gaya psikoterapi dan mungkin melibatkan perawatan pada orang-orang yang semuanya merupakan bagian dari keluarga yang sama, seperti dalam konseling keluarga.

        Terapi kelompok juga bisa dilakukan tanpa bantuan terapis yang terlatih, biasanya dapat dilakukan dengan menggunakan kelompok pendukung yang terdiri dari orang lain yang memiliki maslah serupa.

        Terapi kelompok sangat bermanfaat bagi orang yang tidak mampu membayar terapi secara pribadi dan yang mungkin memperoleh banyak dukungan sosial dan emosional dari anggota kelompok lainnya.

    b. Kelebihan dan Kekurangan Terapi Kelompok

        Terapi kelompok memiliki beberapa keuntungan, seperti biaya rendah, paparan orang lain dengan masalah yang sama, interaksi sosial dengan orang lain, dukungan sosial dan emosional dari orang dengan gangguan atau masalah yang sama. Itu juga telah terbukti sangat efektif bagi orang-orang dengan kecemasan sosial.

        Kerugian dari terapi kelompok dapat mencakup kebutuhan untuk berbagi waktu terapis dengan orang lain dalam kelompok, kurangnya pengaturan pribadi untuk mengungkapkan kekhawatiran, dan ketidakmampuan orang dengan gangguan berat untuk mentolerir berada dalam kelompok. Contoh : Budi dan keluarganya sedang menghadapi masalah dan mencoba mengikuti terapi keluarga. Namun Budi tidak pernah kebagian untuk menyampikan keluhannya karena ibu-ibu dari keluarga lain terus berkeluh kesah tanpa memberikan kesempatan orang lain untuk menyampaikan permasalahannya.


5. Apakah Psikoterapi Benar-Benar Bekerja?

    a. Penelitian Tentang Keefektifan Psikoterapi

        Survei awal Eysenck tentang perbaikan klien tampaknya menunjukkan bahwa klien akan membaik seiring berjalannya waktu, dengan atau tanpa terapi. 

        Survei orang yang telah menerima terapi menunjukkan bahwa psikoterapi lebih efektif daripada tidak ada pengobatan sama sekali. Survei mengungkapkan bahwa 75 sampai 90 persen orang yang menerima terapi melaporkan perbaikan, semakin lama seseorang menjalani terapi semakin baik perbaikannya, dan psikoterapi bekerja sama baiknya dengan obat-obatan.

        Beberapa jenis psikoterapi lebih efektif untuk jenis masalah tertentu, dan tidak ada satu metode psikoterapi yang efektif untuk semua masalah. Terapi yang efektif harus disesuaikan dengan klien tertentu dan masalah tertentu, harus ada aliansi terapeutik antara terapis dan klien, dan pengaturan yang terlindungi di mana klien dapat melepaskan emosi dan mengungkapkan pemikiran pribadi yang penting.

        Ketika budaya, kelompok etnis, atau jenis kelamin terapis dan klien berbeda, kesalahpahaman dan salah tafsir dapat terjadi karena perbedaan nilai budaya, perbedaan sosial ekonomi, peran gender, dan kepercayaan. 

        Hambatan terhadap psikoterapi yang efektif terjadi ketika latar belakang klien dan terapis berbeda dan mencakup bahasa, nilai budaya, kelas sosial, dan komunikasi nonverbal.

    b. Faktor Yang Mempengaruhi Keefektifan Terapi

        Sebagian besar terapi mendapat manfaat melalui pembentukan kerja sama terapeutik yang efektif antara profesional dan klien. Pendekatan pengobatan yang mendapat dukungan penelitian terbesar disebut sebagai pengobatan berbasis bukti atau dukungan empiris.

6. Terapi Biomedis

    a. Mengkategorikan Jenis Obat Yang Digunakan Dalam Mengobati Gangguan Jiwa

        Terapi biomedis meliputi penggunaan obat-obatan, induksi kejang, dan pembedahan untuk menghilangkan atau mengendalikan gejala gangguan mental.

  • Obat antipsikotik digunakan untuk mengendalikan delusi, halusinasi, dan perilaku aneh dan termasuk antipsikotik tipikal, antipsikotik atipikal, dan agonis dopamin parsial.
  • Obat anti ansietas digunakan untuk mengobati ansietas dan gangguan terkait, termasuk benzodiazepin dan obat antidepresan tertentu.
  • Obat antimanik digunakan untuk mengobati gangguan bipolar dan termasuk lithium dan obat antikonvulsan tertentu.
  • Obat antidepresan digunakan dalam pengobatan depresi dan termasuk monoamine oksidase inhibitor (MAOI), antidepresan trisiklik, dan inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI).

    b. Bagaimana Terapi Elektrokonvulsif dan Bedah Psiko Digunakan Untuk Mengobati Gangguan Psikologis?

        Terapi elektrokonvulsif, atau ECT, digunakan untuk mengobati depresi berat, gangguan bipolar, dan skizofrenia dan melibatkan penggunaan pelemas otot, anestesi jangka pendek, dan induksi kejang dalam kondisi terkontrol. 

        Salah satu psikosurgeri paling awal adalah lobotomi prefrontal, di mana bagian depan lobus frontal dipotong dari bagian belakang otak, menghasilkan efek mulai dari hilangnya gejala hingga kurangnya respons emosional dan tumpulnya fungsi mental.

       Bedah psiko modern meliputi cingulotomy bilateral, yang digunakan untuk mengobati depresi berat, gangguan bipolar, dan bentuk gangguan obsesif kompulsif tertentu yang tidak berespons terhadap bentuk pengobatan lain.

    c. Teknologi Terbaru Yang Digunakan Untuk Mengobati Gangguan Psikologis.

        Teknologi baru untuk pengobatan gangguan psikologis meliputi stimulasi magnetik transkranial berulang (RTM), stimulasi arus searah transkranial (tDCS), dan stimulasi otak dalam (DBS).

        Yeayy sampai disini dulu yaa...See youuu๐Ÿ‘‹


Sumber : Ciccarelli, S. K., & White, J. N. (2015). Psychology Fifth Edition. USA: Pearson Education, Inc


        


        


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teori Kepribadian

Perspektif Biologis Dalam Psikologi

Rasionalisme